Itu kalau tidak macet, karena pada kenyataannya saat itu lalu lintas sedang padat-padatnya. Sang supir taksi pun melihat GPS yang ada di mobilnya, lalu mengambil jalan alternatif. Sehingga akhirnya sang penumpang bisa sampai dengan tepat waktu.
Lalu bagaimana GPS di taksi itu bisa merespons dengan cepat dan memberikan solusi dalam waktu singkat?
"Karena saat itu GPS mengambil data dari beberapa jalan yang sedang padat, lalu dikirimkan ke GPS dan memberikan prediksi serta keputusan mengenai jalan yang harus diambil," cerita Vice President of Database and Technology for SAP South East Asia Suraj Pai, saat berdiskusi dengan media, di Jakarta, Rabu (26/9/2012).
Sekelumit kisah yang dituturkan Suraj tersebut mengambarkan bagaimana pengelolaan data secara real time sangat penting untuk mengambil keputusan. Pengandaian cerita dalam skala kecil itu bisa diimplementasikan dalam perusahaan besar dengan kondisi terhimpit big data.
Secara bertahap, dunia analisis bisnis dan metode tradisional pengelolaan data telah berubah. Seiring dengan tantangan volume, jenis serta kecepatan data yang ada di dalam perusahan itu sendiri, pelangga, mitra, dan lainnya.
"Solusi SAP menawarkan prediksi yang diambil dari data-data yang tersimpan secara real time pada masa sekarang yang merupakan pengembangan dari database in-memory yang menjanjikan revolusi," lanjut Suraj.
SAP telah melihat kualitas in-memory sejak beberapa waktu lalu. Mereka mulai dengan mengakuisisi Transact In Memory pada tahun 2005, kemudian solusi komersial database memori sentris relasional. Akhirnya aplikasi ini berkembang dan dinamakan HANA, High Performance Analytic Appliance.
"HANA merupakan platform yang mengelola database menggunakan perangkat keras berkemampuan in-memory," tukas Suraj.
Dengan berbasis open source data random dan bahasa statistik. Ada beberapa keuntungan dan kelebihan HANA, di antaranya:
1. Mampu memahami bagaimana sejarah penjualan, biaya-biaya dan matriks kunci lainnya untuk menerjemahkan kinerja masa depan.
2. Melihat bagaimana hasil prediksi dibandingkan dengan tujuan.
3. Mengungkap penyebab kepuasan pelanggan dan hasil kerja karyawan.
4. Menampilkan bagaimana tren dampak yang telah lalu dan yang akan mendatang.
5. Menemukan korelasi dalam data untuk peluang-peluang cross-sell dan up-sell.
Source : inet.detik.com
2 comments: on "Evolusi HANA dan Analogi GPS di Taksi"
Keren tuh GPS sob,,,,ingin nya taksi di indonesia ppunya benda canggih itu!
Entah kapan Indonesia punya itu gan, wkwkwk...
Post a Comment